Tes kraeplin adalah salah satu psikotes yang sering muncul dalam proses rekrutmen karyawan. Secara garis besar, tes kraeplin ditujukan untuk menilai kecepatan berpikir, ketelitian, dan stabilitas emosi pelamar kerja.
Bagi sebagian orang, tes kraeplin sering membuat gugup. Hal itu tidak lepas dari kertas soal yang penuh dengan angka dan waktu pengerjaan yang singkat.
Apakah kamu juga termasuk orang yang gugup saat akan menghadapi tes kraeplin?
Jika iya, kamu gak perlu khawatir karena artikel ini akan menjelaskan seluk-beluk tes kraeplin, mulai dari pengertian, tujuan, contoh soal, aspek penilaian, dan tentunya cara mengerjakannya. Yuk, kita pelajari bersama!
Tes kraepelin adalah salah satu jenis psikotes yang diciptakan oleh, Emilie Kraeplin, seorang psikiater asal Jerman. Bentuk soal tes kraepelin adalah deretan angka nominal 0 sampai 9 yang ditulis secara acak menjadi 45 kolom dan 60 baris di atas kertas ukuran A4 atau F4.
Cara mengerjakan tes kraeplin sebenarnya cukup mudah. Kamu hanya perlu menjumlahkan dua angka terdekat setiap kolom yang berhimpitan dari bawah ke atas selama jangka waktu tertentu.
Meski cara pengerjaan tes kraepelin adalah menjumlahkan angka, hasil benar dan salah bukan satu-satunya kriteria penilaian.
Namun, tes kraepelin juga menguji tingkat perhatian atau konsentrasi peserta dalam jangka waktu singkat.
Selain tes kraepelin, ada tes pauli yang juga dibuat dari akar teori yang sama, yakni deret angka. Bedanya, tes pauli memiliki jumlah kolom yang lebih banyak dan kertasnya lebih lebar.
Dikutip dari NS Development, cara mengerjakan tes kraepelin pun berbeda dengan tes pauli. Jika tes kraepelin dikerjakan dari bawah ke atas, tes pauli dari atas ke bawah.
Lalu, instruksi untuk beralih kolom pada tes kraepelin menggunakan “pindah”, sedangkan pada tes pauli sendiri menggunakan instruksi “garis”.
Ada alasan khusus kenapa banyak perusahaan menyertakan tes kraepelin dalam proses rekrutmen kerja. Berikut beberapa di antaranya:
Dalam tes kraepelin, setiap peserta dituntut untuk mengerjakan puluhan kolom dan menjumlahkan banyak deret angka dengan jangka waktu yang singkat.
Dengan banyaknya angka tersebut, beberapa kandidat mungkin saja merasa bosan atau mudah menyerah.
Dari sinilah perusahaan bisa melihat konsistensi dan ketahanan mental peserta dengan melihat grafik pengerjaannya.
Tujuan tes kraepelin juga mencakup penilaian kecepatan dan konsentrasi kerja, seperti yang dijelaskan dalam studi BioPsychoSocial Medicine.
Meskipun “hanya” menjumlahkan angka, tetap saja ada banyak angka yang harus kamu hitung dalam waktu singkat. Hal ini membutuhkan kecepatan pengerjaan yang tinggi.
Di sisi lain, kamu juga harus terus berkonsentrasi agar tidak keliru dalam menjumlahkan angka.
Dengan demikian, hasil tes kraepelin bisa menjadi acuan untuk mengukur tingkat ketelitian peserta tes dalam mengerjakan sesuatu.
Berdasarkan hasil tes kraepelin, perusahaan dapat menilai apakah peserta tes memiliki keterampilan relevan dengan posisi yang kamu lamar. Salah satunya adalah kemampuan bekerja dengan baik di bawah tekanan.
Selain itu, hasil tes kraepelin juga dapat memberikan informasi tentang area-area yang perlu ditingkatkan pada diri calon karyawan.
Misalnya, kalau seorang kandidat menunjukkan kesulitan dalam mempertahankan konsentrasi, perusahaan bisa memberikan pelatihan lebih lanjut.
Kraepelin test dirancang untuk mengukur ketahanan mental, kecepatan, dan ketelitian seseorang dalam melakukan perhitungan sederhana dengan waktu terbatas.
Supaya hasilnya maksimal, persiapkan dirimu dengan tips mengerjakan tes kraepelin berikut ini:
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memahami struktur dan format dasar tes agar tidak bingung saat menerima lembar soal.
Umumnya, lembar tes kraepelin berisi kolom dan baris angka dalam nominal 0–9 yang disusun secara acak. Tugasmu adalah menjumlahkan angka-angka tersebut sesuai dengan instruksi.
Deretan angka dalam tes kraepelin disajikan dalam format kolom dan baris. Biasanya, terdapat 45 kolom serta 60 baris angka yang harus kamu kerjakan dalam waktu terbatas.
Oleh sebab itu, rajinlah berlatih agar nantinya kamu mampu menjumlahkan angka sebanyak mungkin.
Aspek penilaian tes kraepelin memang tidak menekankan pada hasil benar atau salah. Meski begitu, jawabanmu bisa menunjukkan tingkat ketelitian dan ketahanan mental. Maka dari itu, berlatihlah soal tes kraepelin secara teratur.
Saat ini, sudah tersedia aplikasi atau website yang menyediakan tes kraepelin gratis secara online. Semakin sering kamu berlatih, kamu akan semakin terbiasa dengan soal tes kraepelin sehingga skill fokusmu ikut terasah.
Konsentrasi dan fokus adalah kunci keberhasilan dalam mengerjakan tes kraepelin. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, lakukan latihan pernapasan secara rutin agar pikiranmu lebih tenang.
Kemudian, ciptakan kondisi yang kondusif untuk latihan tes kraepelin. Pilihlah tempat yang tenang dan bebas dari gangguan, lalu pastikan posisi tubuhmu nyaman.
Tak kalah penting, jangan lupa istirahat yang cukup agar pikiranmu lebih segar dan siap untuk berkonsentrasi.
Baca Juga: Tes Koran Psikotes: Ini Tips, dan Cara Efektif Mengerjakannya
Lembar soal tes kraepelin akan terdiri dari 45-60 kolom deretan angka 0–9 yang disusun secara acak. Umumnya, kamu harus mengerjakan tes tersebut dalam waktu 20 menit.
Berikut adalah cara mengerjakan tes kraepelin:
Agar punya gambaran lebih jelas tentang soal tes kraepelin, kamu bisa cek contoh soalnya di bawah ini!
Kerjakan tes kraepelin mulai dari angka di pojok kiri bawah. Kalau melihat contoh kraepelin tes di atas, berarti kamu bisa menjumlahkan angka 0 dan 5, lalu tuliskan angka 5 di sebelah kanan di antara kedua angka tersebut.
Kemudian, lanjut jumlahkan angka 5 dan 7, lalu tuliskan angka 2 di sebelahnya. Ingat, untuk penjumlahan yang hasilnya di atas 9, kamu hanya perlu menuliskan angka belakangnya saja.
Berikut adalah contoh cara cara menjawab tes kraepelin:
Dalam praktiknya, tes kraepelin tidak hanya sekadar menghitung puluhan deret angka. Namun, tes kraeplin juga ditujukan untuk menilai konsitensi dan konsentrasi perserta selama tes.
Hasil tes kraepelin nantinya akan menghasilkan garis grafik. Nah, pola grafik tersebut dapat memberikan gambaran tentang karakteristik peserta, dan itu merupakan aspek penilaian dalam tes kraepelein. Berikut penjelasan selengkapnya:
Garis grafik cenderung datar menunjukkan kinerja yang stabil dan konsisten. Kamu mampu mempertahankan ketelitian dan kecepatan yang sama sepanjang tes.
Hal tersebut menunjukkan kemampuan konsentrasi yang tinggi, ketahanan terhadap tekanan, serta pengendalian diri yang baik.
Kalau garis grafik cenderung naik, artinya kamu semakin cepat dan akurat dalam mengerjakan soal tes kraepelin. Kamu mampu menunjukkan peningkatan kinerja seiring berjalannya waktu.
Grafik tersebut mengindikasikan adaptasi yang baik, kemampuan belajar yang cepat, serta motivasi yang tinggi.
Namun, biasanya perusahaan juga akan melihat apakah peningkatan tersebut terjadi secara konsisten atau hanya pada tahap awal tes.
Berbanding terbalik dari grafik naik, grafik dengan garis turun justru menunjukkan penurunan kinerja. Biasanya, kandidat merasa kelelahan atau kehilangan konsentrasi di tengah pengerjaan tes sehingga kinerjanya menurun.
Hasil grafik menurun dapat menunjukkan kurangnya ketahanan diri terhadap tekanan, potensi masalah konsentrasi, hingga kelelahan fisik atau mental.
Bagaimana jika hasil grafik cenderung naik-turun? Artinya, kamu memiliki fluktuasi kerja yang cukup tinggi. Suatu hari, kinerjamu bisa sangat baik, tapi pada hari lain kinerjamu bisa menurun drastis.
Grafik seperti itu dapat mengindikasikan adanya kesulitan dalam mempertahankan emosi dan fokus. Kemungkinan lainnya adalah adanya faktor-faktor eksternal yang mengganggu kinerja.
Tes kraepelin merupakan salah satu tahap penting dalam seleksi rekrutmen kerja. Oleh sebab itu, perhatikan tips berikut untuk meningkatkan peluang lolos tes kraepelin:
Sebelum tes dimulai, cobalah untuk membaca dan memahami instruksi tes dengan teliti. Tanyakan kepada tim rekruter jika ada hal yang kurang jelas.
Adapun ketika mengerjakan soal, fokuslah pada setiap angka dan penjumlahan. Jangan lupa perhatikan waktu yang tersisa agar kamu bisa menyelesaikan semua kolom.
Latihlah dirimu untuk melakukan penjumlahan sederhana dalam pikiran. Semakin sering kamu berlatih, semakin cepat pula kamu bisa menjumlahkan angka. Dengan begitu, kamu bisa menyelesaikan tes kraepelin tepat waktu.
Temukan ritme mengerjakan yang paling nyaman buatmu. Sebaiknya, prioritaskan ketelitian daripada kecepatan.
Namun, tetap patuhi manajemen waktu agar kamu bisa menjumlahkan seluruh angka di seluruh kolom sebelum waktu habis.
Tes kraepelin adalah jenis psikotes berupa deretan angka di atas selembar kertas. Deretan angka tersebut berisi angka acak 0-9 yang disusun vertikal membentuk 45 kolom dan 60 baris.
Tugas kamu sebagai peserta tes kraepelin sebenarnya sangat sederhana, yakni menjumlahkan dua angka yang berdekatan dari bawah ke atas dalam jangka waktu tertentu.
Melalui tes ini, perusahaan ingin mengukur konsistensi dan ketahanan mental calon karyawan. Selain itu, tes ini juga dapat membantu perusahaan menilai kemampuan konsentrasi dan kecepatan kerja kandidat.
Nah, untuk meningkatkan peluang lolos tes, kamu perlu banyak latihan soal untuk meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir. Selain itu, jangan lupa pahami struktur dan format dasar tes agar kamu lebih terbiasa.
Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KarirKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!
Baca Juga: Apa Itu Officer Development Program (ODP)? Ini Tips Lolos Seleksinya!