(Image by pressfoto on Freepik)
Pasti ada hari-hari ketika kamu merasa tidak mood untuk bekerja. Rasanya ingin kabur dan bersantai di rumah saja. Tapi, kamu tidak bisa seenaknya melakukan hal tersebut.
Nah, self regulation adalah hal yang membantumu untuk mengendalikan perilaku sehari-hari, termasuk di tempat kerja. Dengan self regulation, kamu dapat mengontrol sikap dan perilaku selama bekerja agar tetap profesional.
Self regulation penting diterapkan juga dalam dunia kerja. Yuk, cari tahu lebih lanjut apa itu self regulation, dan cara meningkatkannya.
Mari kita bahas tentang arti self-regulation menurut para ahli terlebih dulu. Ormrod, ahli psikologi, mendefinisikan self-regulation sebagai pengaturan diri dalam proses berpikir, yang hasilnya akan muncul dalam bentuk perilaku terarah dan teratur.
Sementara itu menurut Barry J. Zimmerman, edukator dan peneliti asal New York, self-regulation artinya proses seseorang dalam mengelola pikiran, perilaku, emosi, dan lingkungan mereka secara konsisten.
Dengan kata lain, self-regulation adalah kemampuan untuk mengendalikan pikiran, emosi, dan perilaku diri sendiri.
Skill ini begitu penting di dunia kerja karena dapat membantumu mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan. Hasilnya, kamu jadi bisa memberikan performa terbaik di tempat kerja.
Pada dasarnya, seluruh aspek kehidupan pasti membutuhkan self regulation. Ketika menerapkan skill tersebut di dunia kerja, kamu akan merasakan berbagai manfaat berikut:
Sebagai pekerja, kamu memiliki sederet job desc untuk dijalankan. Belum lagi, beragam tugas datang silih berganti setiap harinya.
Self regulation dapat membantu mengatur pikiran agar tetap fokus dan konsentrasi. Kamu pun bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik.
Self regulation membuatmu lebih aware tentang prioritas kerja yang harus diselesaikan. Hal ini akan mendorongmu untuk mengatur waktu dengan efektif dan menghindari penundaan. Jadi, kamu bisa menyelesaikan deadline tepat waktu.
Dengan kemampuan mengendalikan diri, kamu akan lebih disiplin untuk bekerja. Self regulation dapat membantumu tetap termotivasi demi mencapai target kerja, bahkan ketika harus menghadapi situasi sulit atau jenus sekalipun.
Menguasai self regulation artinya kamu mampu mengontrol emosi dan pikiran dengan baik. Hal ini membantumu tetap tenang dan berpikir jernih saat berhadapan dengan masalah. Dengan begitu, kamu bisa menemukan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Merasa stres saat bekerja merupakan hal yang wajar, apalagi saat pekerjaan sedang menumpuk. Nah, self regulation bisa membantumu mengelola stres dengan cara yang sehat. Alhasil, pekerjaanmu tidak akan terganggu dan kamu juga bisa mencegah terjadinya burnout.
Kamu tidak bisa bekerja sendirian untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam prosesnya, kamu pasti harus bekerja sama dengan orang lain.
Aktivitas ini membutuhkan kemampuan komunikasi, empati, dan problem solving. Nah, self regulation membantumu mengembangkan skills tersebut.
Self regulation tidak hanya membantumu mengendalikan emosi dan pikiran, tapi juga perilaku terhadap orang lain.
Kamu jadi bisa berkomunikasi dengan baik, sopan, dan efektif kepada rekan kerja dan atasan. Hal ini dapat membangun hubungan kerja yang positif dan produktif.
Saat kamu memiliki kemampuan yang baik dalam mengontrol diri sendiri, rekan kerja dan atasan pun akan lebih memercayai dan menghormatimu. Di sinilah kamu dapat meningkatkan peluang untuk mendapat promosi di tempat kerja.
Nah, agar bisa merasakan manfaat self regulation secara maksimal, kamu perlu mengetahui aspek-aspek penting dalam self regulation. Ada apa saja?
(Image by jcomp on Freepik)
Secara umum, self regulation terdiri dari aspek self control, self awareness, self motivation, self discipline, dan goal setting. Berikut penjelasannya.
Setelah mengetahui arti dan manfaat self-regulation, beberapa dari kamu mungkin berpikir bahwa skill tersebut sama dengan skill-control. Nyatanya, keduanya merujuk pada hal berbeda meskipun terkesan mirip.
Dilansir dari Positive Psychology, self-control adalah upaya mengurangi intensitas dan frekuensi atas suatu dorongan. Caranya dengan mengelola beban stres dan melakukan pemulihan. Jadi, ada upaya aktif untuk membantu mengontrol diri sendiri.
Sementara itu, self regulation lebih bersifat unconscious atau sering kali dilakukan secara otomatis. Menurut psikolog Stuart Shanker, self-regulation inilah yang memungkinkan seseorang untuk melakukan self-control.
Dengan begitu, ia pun bisa mengendalikan emosi, perilaku, dan dorongan dalam diri sendiri. Hasilnya dapat terlihat melalui perilaku yang lebih teratur dan terarah.
Self awareness adalah kesadaran terhadap kekuatan, kekurangan, emosi, dan pikiran diri sendiri. Dengan menerapkan self awareness, kamu dapat lebih memahami kemampuan dan batasan dirimu.
Berbekal pemahaman tersebut, kamu pun bisa memberikan performa kerja terbaik. Tidak hanya itu, self awareness juga dapat membantumu melakukan tindakan dan memberikan respons yang tepat saat berinteraksi dengan rekan kerja.
Jadi, bisa dibilang bahwa self awareness merupakan pondasi dari self regulation. Jika tidak memahami diri sendiri, kamu akan sulit untuk mengendalikan diri secara efektif.
Penerapan self regulation akan sulit tanpa adanya self motivation. Self motivation adalah kemampuan untuk mendorong diri sendiri dalam melakukan sesuatu tanpa paksaan.
Dengan kata lain, self motivation merupakan dorongan internal yang berasal dari dalam dirimu. Dorongan ini akan membuatmu terus bergerak maju mencapai suatu tujuan. Kamu akan berusaha sebaik mungkin untuk mengatasi berbagai tantangan muncul.
Dalam dunia kerja, bentuk self motivation bisa bermacam-macam. Misalnya, mendapatkan promosi jabatan, mendapat approval cuti, atau keinginan kerja sama dengan klien impian.
Self discipline adalah kemampuan untuk mematuhi aturan dan menyelesaikan pekerjaan dengan tekun, bahkan jika kamu kurang menyukai pekerjaan tersebut. Lantas, apa hubungannya dengan self regulation?
Seperti yang telah disebutkan, self-regulation artinya kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku. Ia lebih fokus pada proses internal, sedangkan self discipline berupa tindakan.
Nah, self discipline membantu untuk mengatur emosi, pikiran, dan perilaku secara efektif. Sebaliknya, self regulation membuatmu lebih memahami diri sendiri, sehingga memudahkanmu untuk disiplin saat bekerja.
Supaya lebih semangat dalam menerapkan self regulation, kamu perlu memiliki tujuan. Di sinilah aspek goal-setting dapat membantumu. Goal-setting adalah kemampuan untuk menetapkan tujuan yang jelas, realistis, dan terukur.
Kamu bisa menggunakan metode SMART dalam menetapkan tujuan tersebut. SMART merupakan singkatan dari specific, measurable (terukur), achievable (realistis), relevant, dan time-bound (memiliki tenggat waktu yang jelas).
Dengan memperhatikan aspek-aspek yang telah disebutkan, kamu bisa mencoba menerapkan self regulation saat bekerja. Memangnya seperti apa, sih, contoh self regulation di dunia kerja?
Baca Juga: Cara Evaluasi Diri yang Efektif untuk Kemajuan Karier
Ada banyak contoh self regulation yang bisa kamu terapkan di tempat kerja. Bahkan, bukan tidak mungkin kamu sudah melakukannya selama ini.
Berikut beberapa contoh penerapan self regulation di dunia kerja:
Berbagai contoh di atas membuktikan bahwa self regulation bisa kamu terapkan pada bidang kerja apa pun.
Meski begitu, tidak bisa dimungkiri bahwa penerapannya tetap memiliki tantangan tersendiri. Seperti apa tantangan yang dimaksud?
Di tengah persaingan kerja yang ketat, self regulation menjadi semakin penting bagi para pekerja. Kemampuan ini memungkinkanmu untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku agar bisa menyelesaikan tugas dengan efektif.
Masalahnya, penerapan self regulation tidak selalu mudah. Ada sejumlah tantangan yang kemungkinan harus kamu hadapi, yaitu:
Seperti yang telah disebutkan, self awareness atau kesadaran diri merupakan salah satu pondasi utama self regulation.
Dengan memiliki self awareness, kamu bisa memahami kekuatan, kekurangan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri. Jadi, tanpa adanya kesadaran diri, kamu akan sulit untuk mengelola diri sendiri dan mengambil keputusan yang tepat.
Selama berada di dunia kerja, kamu akan sering berhadapan dengan situasi yang penuh tekanan. Mulai dari deadline kerja yang menumpuk, banyaknya jadwal meeting, hingga target kerja yang harus kamu capai.
Situasi tersebut rentan memicu emosi negatif seperti stres, kemarahan, dan frustrasi. Kalau tidak dikelola dengan baik, emosi tersebut bisa mengganggu fokus kerja hingga menimbulkan konflik dengan rekan kerja.
Adanya motivasi dapat mendorongmu untuk mencapai tujuan. Bahkan saat muncul tantangan pun, kamu akan berusaha keras mengatasinya.
Jadi, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika kamu kurang motivasi. Kemungkinan besar, kamu akan mudah menyerah, cenderung menunda-nunda pekerjaan, dan tidak mampu memberikan performa terbaik di tempat kerja.
Terkadang, tantangan self regulation juga bisa berasal dari faktor eksternal, seperti lingkungan kerja. Lingkungan yang bising, penuh distraksi, dan tidak kondusif tentu bisa menghambat fokus dan konsentrasi kerjamu.
Akibatnya, kamu pun jadi sulit untuk menerapkan self regulation. Dampaknya adalah kualitas hasil kerja juga jadi tidak maksimal.
Self motivation memang penting untuk mendorong dirimu melakukan self regulation. Namun, dukungan dari rekan kerja dan atasan bisa memperkuat motivasi tersebut.
Terlebih, adanya dukungan juga menunjukkan bahwa mereka percaya dengan kemampuanmu. Saat kamu tidak mendapatkan dukungan yang semestinya, wajar kalau kamu merasa tertekan dan sulit menerapkan self-regulation di tempat kerja.
(Image by Lifestylememory on Freepik)
Kabar baiknya, self regulation merupakan kemampuan yang bisa kamu tingkatkan. Untuk melakukannya, kamu butuh upaya yang terencana.
Berikut beberapa cara untuk membantumu meningkatkan self regulation di dunia kerja:
Awali dengan menentukan tujuan yang jelas dan realistis. Hindari menetapkan tujuan yang tidak terukur dan terlalu ambisius karena bisa menyebabkan kamu frustrasi dan stres. Pastikan tujuan tersebut bersifat SMART (specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound).
Susun rencana kerja terstruktur untuk mencapai tujuan yang yang sudah kamu tetapkan. Supaya lebih mudah dijalankan, bagilah tugas-tugas besar menjadi langkah-langkah kecil. Jangan lupa juga membuat jadwal kerja yang realistis dan alokasikan waktu untuk setiap langkah.
Tiap tugas biasanya mempunyai tingkat urgensi yang berbeda. Karenanya, identifikasi tugas-tugas yang paling penting dan fokuslah menyelesaikannya satu per satu.
Hindari mengerjakan banyak tugas sekaligus (multitasking) karena bisa menurunkan konsentrasi dan produktivitas.
Distraksi dalam bentuk apa pun bisa menghambat fokus dan konsentrasi kerja. Kalau tetap dibiarkan, kamu pun akan sulit menerapkan self-regulation.
Maka dari itu, matikan notifikasi pada ponsel dan aplikasi yang tidak relevan. Lalu, carilah area kerja yang tenang dan minim gangguan.
Kesuksesan self regulation juga bergantung pada kemampuan manajemen waktu yang efektif. Terapkan teknik manajemen waktu untuk membantumu fokus pada satu pekerjaan dalam satu waktu, misalnya seperti teknik pomodoro atau time blocking.
Berdasarkan ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa self regulation adalah kemampuan untuk mengelola pikiran, emosi, dan perilaku diri sendiri. Skill ini begitu penting di dunia kerja karena dapat membantumu mengetahui apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Dengan self regulation yang baik, kamu bisa meningkatkan fokus kerja, manajemen waktu, motivasi dan disiplin, kemampuan problem solving, hingga peluang promosi jabatan.
Agar bisa menerapkan self regulation secara maksimal, kamu perlu memiliki kemampuan self control, self awareness, self motivation, self discipline, dan goal-setting.
Untuk membantumu menguasai berbagai skill tersebut, kamu bisa belajar dari tips-tips pengembangan karier yang tersedia di blog Jobstreet by SEEK. Tak hanya itu, Jobstreet juga menyediakan platform khusus untuk mencari lowongan kerja dari berbagai industri.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera download aplikasi Jobstreet by SEEK melalui Google Play Store dan Apple App Store! Kemudian, perbarui profil Jobstreet kamu untuk mengeksplor ribuan lowongan kerja yang tersedia.
Bersama Jobstreet by SEEK, nikmati kemudahan akses informasi lowongan kerja dan tips pengembangan karier dalam satu genggaman!
Baca Juga: Contoh Analisis SWOT Diri Sendiri dan Cara Membuatnya