Pelajari di Sini! Proses Administrasi Karyawan Resign

Pelajari di Sini! Proses Administrasi Karyawan Resign
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 07 July, 2025
Share

Punya rencana untuk resign dari pekerjaan dalam waktu dekat? Ada baiknya kamu tidak terburu-buru mengajukannya.

Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah mencari tahu dan mempelajari proses administrasi karyawan resign yang berlaku di tempat bekerja. 

Informasi itu sangat penting karena bisa membantu kamu mempersiapkan berbagai yang dibutuhkan untuk resign.

Dengan mengajukan resign sesuai prosedur, hubungan kamu dengan perusahaan akan tetap terjaga dan prosesnya pun akan lebih lancar. Tak hanya itu, kamu juga bisa tetap menjaga reputasi baik sebagai pekerja profesional.

Jadi, apa saja hal yang perlu diperhatikan sebelum resignYuk, kita pelajari bersama dengan membaca artikel ini!


⁠Alasan Umum Karyawan Memutuskan untuk
Resign 

Ketika seorang karyawan memutuskan untuk resign, pihak HRD biasanya akan menanyakan alasannya.

Jadi, pastikan kamu mempersiapkan alasan yang jujur dan masuk akal sebelum mengajukan resign, ya.  

Di sisi lain, HRD juga menggunakan informasi tersebut untuk meningkatkan retensi karyawan. Berikut beberapa alasan umum karyawan memilih resign

Perubahan karier 

Banyak karyawan memilih resign ketika merasa perlu untuk mengubah jalur karier. Alasannya bisa beragam, mulai dari keinginan mencari pekerjaan yang lebih sesuai dengan passion, atau mencoba industri baru. 

Tak jarang beberapa orang memutuskan resign untuk menghindari kebosanan dengan pekerjaan saat ini.

Ketidakpuasan di tempat kerja 

Ketika merasa tidak puas dengan lingkungan kerjanya, pengajuan resign bisa menjadi pilihan banyak karyawan. 

Beberapa faktor yang sering menjadi alasan ketidakpuasan bisa berupa kurangnya apresiasi, lingkungan kerja yang kurang kondusif, atau minimnya kesempatan untuk berkembang. 

Kesempatan lebih baik di tempat lain 

Banyak karyawan memutuskan resign setelah mendapatkan kesempatan yang lebih baik di perusahaan lain. Misalnya, tawaran gaji dan tunjangan yang lebih besar, jabatan lebih tinggi, atau work-life balance yang lebih baik. 

Faktor keluarga atau kesehatan 

Alasan pribadi seperti kondisi keluarga atau kesehatan juga bisa memengaruhi keputusan resign.

Contohnya, karyawan yang perlu merawat anggota keluarga, menghadapi masalah kesehatan pribadi, atau harus pindah ke luar kota mengikuti pasangan.


⁠Faktor yang Harus Dipertimbangkan Karyawan Sebelum
Resign 

Memutuskan untuk resign dari pekerjaan memang hak setiap karyawan. Tetapi, langkah ini sebaiknya dilakukan dengan pertimbangan matang. Tujuannya agar tidak menimbulkan penyesalan atau masalah di kemudian hari. 

Berikut adalah beberapa faktor penting yang perlu kamu pertimbangkan sebelum mengambil keputusan resign

Cari solusi alternatif terlebih dahulu 

Sebelum resign, cobalah lakukan evaluasi dan mencari tahu apakah ada cara mengatasi masalah yang sedang kamu hadapi di tempat kerja.

Cobalah untuk berdiskusi dengan atasan mengenai tantangan atau hambatan yang kamu rasakan. 

Misalnya, jika kamu merasa stuck atau tidak ada perkembangan dalam karier, diskusikan kemungkinan mengikuti program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan. Kamu juga bisa meminta mentor yang bisa membimbingmu. 

Dengan cara ini, kamu mungkin bisa menemukan semangat baru dalam pekerjaan saat ini tanpa harus resign

Pertimbangan keuangan 

Dampak finansial adalah faktor yang harus dipikirkan matang-matang sebelum memutuskan resign. Apalagi. jika belum memiliki pekerjaan pengganti.

Pasalnya, masa transisi setelah resign tanpa penghasilan tetap bisa menjadi tantangan yang besar. 

Jadi, pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi biaya hidup selama beberapa bulan ketika hendak mengajukan resign. Idealnya, dana darurat ini mampu menutupi kebutuhan minimal selama 6 bulan atau lebih. 

Adapun jika kamu merasa tabungan belum cukup aman, pertimbangkan untuk menunda keputusan resign, ya! 

Dampak terhadap karier jangka panjang 

Sebelum mengajukan resign, perhatikan juga bagaimana keputusan itu akan memengaruhi perkembangan karier jangka panjangmu. 

Jika resign saat kariermu sedang naik, ada baiknya kamu mempertimbangkan ulang keputusanmu dan mencari cara untuk tetap bertahan.

Pasalnya, posisi yang stabil dalam waktu lama bisa menjadi poin positif bagi perkembangan kariermu di masa depan. 

Selain itu, ada baiknya kamu juga tidak berhenti di tengah-tengah proyek atau tanggung jawab yang belum terselesaikan.

Hal tersebut dapat memberi kesan yang kurang baik di mata atasan dan rekan kerja. Nantinya, kesan negatif itu bisa memengaruhi rekomendasi atau peluang kariermu di tempat lain. 

Rencana setelah resign 

Sebelum mengajukan resign, pastikan kamu sudah memiliki rencana yang jelas untuk langkah selanjutnya. Apakah kamu akan mencari pekerjaan di bidang lain? Mendirikan usaha sendiri? Atau melanjutkan pendidikan? 

Arah ini bisa memberikan kepercayaan diri yang lebih besar serta membantumu tetap fokus. Jika sudah mendapatkan pekerjaan baru, pastikan waktu transisi antara pekerjaan lama dan baru tidak terlalu berdekatan.  

Jadi, kamu bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk peran yang akan diemban selanjutnya.


⁠Langkah Awal: Pemberitahuan
Resign 

Ilustrasi seorang karyawan mengajukan surat resign ke atasan kerja. (Image by Freepik)

Sudah yakin dengan keputusan untuk resign? Ketika kamu sudah yakin, langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah memahami proses administrasi perusahaan. 

Mengikuti prosedur administrasi karyawan resign dengan benar akan membantumu memastikan proses ini berjalan lancar.

Di sisi lain, hubungan baikmu dengan perusahaan juga tetap terjaga. Berikut beberapa hal yang perlu kamu perhatikan: 

Surat resign: format, etika, dan contoh 

Surat resign adalah dokumen formal yang menyatakan niatmu untuk mengundurkan diri dari perusahaan.

Dokumen ini menjadi dasar penyelesaian hubungan kerja dengan perusahaan, sehingga perlu ditulis secara profesional dan sopan. 

Biasanya, surat resign mencakup informasi seperti alasan pengunduran diri dan tanggal efektif resign.

Terlepas dari format surat resign yang kamu pakai, pastikan surat tersebut singkat dan langsung pada intinya, ya. 

Waktu yang tepat untuk memberikan surat resign 

Sambil membuat surat, cobalah memeriksa kembali kontrak kerja atau kebijakan perusahaan mengenai waktu pemberitahuan pengunduran diri.

Biasanya, perusahaan mengharuskan pemberitahuan minimal satu bulan sebelum hari terakhir bekerja (1-month notice).

Memberikan pemberitahuan sesuai ketentuan akan membantu perusahaan melakukan transisi dan mencari pengganti posisimu tanpa mengganggu operasional. 

Diskusi dengan atasan dan HRD: cara memberi tahu keputusan 

Setelah memutuskan untuk resign, luangkan waktu untuk berdiskusi dengan atasan dan pihak HRD. Sampaikan alasan pengunduran dirimu dengan bijaksana dan penuh rasa hormat. 

Pertemuan ini juga kesempatan untuk menyelesaikan tanggung jawab dan memberikan kesan positif.

Atasan mungkin akan melakukan negosiasi atau menawarkan kenaikan gaji sebagai upaya mempertahankan kamu. Jadi, siapkan diri untuk segala kemungkinan, ya!


⁠Penanganan
Resign oleh Perusahaan 

Proses penyelesaian hubungan kerja harus berjalan secara dua arah. Artinya, perusahaan melalui HRD juga perlu melakukan penanganan resign dengan baik. Dengan begitu, hubungan baik dengan karyawan akan terjaga. 

Dari sisi perusahaan, berikut ini penanganan proses administrasi karyawan resign secara umum: 

Menerima atau menolak permohonan resign 

Secara prinsip, resign adalah hak pribadi karyawan dan perusahaan idealnya menerima permintaan resign tersebut.

Namun, terdapat beberapa situasi tertentu di mana perusahaan dapat menunda permohonan resign, seperti: 

  • Karyawan masih terikat kontrak yang belum selesai. Misalnya, ada kontrak proyek yang memerlukan kontribusi karyawan hingga selesai.
  • Resign dapat menghambat proyek penting. Kehilangan karyawan dalam proyek krusial dapat berdampak signifikan pada operasi perusahaan.
  • Perusahaan menawarkan solusi lain. Perusahaan mungkin ingin mempertahankan karyawan dengan menawarkan kenaikan gaji, jabatan, atau peluang pengembangan lainnya. 

Tanggung jawab HRD dalam mengelola proses administrasi resign  

Dalam prosesnya, HRD berperan penting dalam seluruh tahap administrasi karyawan resign.

Mereka harus memastikan bahwa proses resign karyawan berjalan lancar dan sesuai aturan perusahaan. Berikut adalah tugas HRD dalam proses resign secara umum: 

  • Menerima dan memverifikasi surat pengunduran diri: HRD memverifikasi surat resign untuk memastikan keputusan sudah final dan sesuai prosedur.
  • Memeriksa kontrak kerja karyawan yang mengundurkan diri. Hal ini bertujuan untuk memeriksa hak dan kewajiban karyawan selama masa notice.
  • Menghitung hak-hak karyawan yang resign. Hal ini termasuk menghitung gaji terakhir, tunjangan, sisa cuti, dan komponen lainnya.
  • Melakukan exit interview. Wawancara terakhir ini membantu perusahaan mendapatkan feedback terkait pengalaman kerja karyawan.
  • Mengurus administrasi lanjutan seperti surat paklaring, pemutusan akses email, dan pengembalian aset perusahaan. 

Kebijakan perusahaan terkait notice period 

Notice period adalah masa antara pengajuan resign hingga hari terakhir bekerja. Salah satu kegunaan notice period bagi perusahaan adalah mempersiapkan transisi.

Cakupan proses transisi itu tidak hanya mempersiapkan calon pengganti karyawan. Namun, ada juga kemungkinan proses redistribusi tugas dari karyawan yang akan resign kepada rekan lain.

Dengan demikian, operasional perusahaan tidak akan terganggu sampai HRD mendapatkan karyawan pengganti.

Terkait notice period, setiap perusahaan tentu memiliki kebijakan berbeda. Namun, pada umumnya, durasi notice period adalah satu bulan. 


⁠Penyelesaian Keuangan dan Benefit
 

Setelah karyawan yang mengajukan resign menyelesaikan proses administrasi, selanjutnya HRD akan melakukan penyelesaian keuangan dengan teliti.

Tujuannya agar tidak ada masalah yang tertinggal. Jadi, karyawan pun dapat keluar dari perusahaan dengan hak-hak yang terpenuhi. 

Berikut adalah langkah-langkah utama yang perlu dilakukan dalam penyelesaian keuangan karyawan resign

Hitungan gaji terakhir 

Saat menerima pengajuan resign, HRD harus menghitung gaji terakhir karyawan dengan cermat, yang mencakup beberapa komponen, seperti: 

  • Gaji pokok berupa penghitungan hari kerja terakhir karyawan.
  • Tunjangan tetap yang diterima hingga akhir masa kerja.
  • Uang lembur (jika ada).
  • Bonus atau insentif yang dijanjikan, sesuai kebijakan perusahaan. 

Kompensasi dan tunjangan yang belum dibayarkan 

Selain gaji, terdapat berbagai hak lain yang perlu dipenuhi perusahaan kepada karyawan yang mengundurkan diri, di antaranya: 

  • Sisa cuti tahunan. Jika karyawan memiliki sisa cuti yang belum diambil, perusahaan umumnya akan menggantinya dalam bentuk uang.
  • Tunjangan yang belum terbayar. Pastikan tunjangan lain yang menjadi hak karyawan juga telah dibayarkan.
  • Klaim asuransi (Jika ada). Selesaikan klaim yang perlu diterima karyawan dari asuransi yang disediakan oleh perusahaan. 

Pajak dan BPJS

Tugas HRD selanjutnya ketika ada karyawan resign adalah menyelesaikan urusan pajak dan BPJS.

Setelah itu, HRD juga harus memberi tahu setiap detail informasinya kepada karyawan yang akan resign.

Penyelesaian pajak dan BPJS perlu dilakukan sebelum karyawan sepenuhnya resign, dengan rincian: 

  • Pajak Penghasilan (PPh). Potong pajak dari gaji terakhir dan kompensasi karyawan sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
  • BPJS Ketenagakerjaan. Perusahaan tidak lagi berkewajiban membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan untuk karyawan setelah bulan terakhir masa kerja.
  • BPJS Kesehatan. Kepesertaan BPJS Kesehatan karyawan tetap aktif meskipun resign. Namun, kewajiban pembayaran iuran berpindah kepada karyawan sebagai peserta mandiri. Sampaikan informasi ini kepada karyawan agar dapat melanjutkan kepesertaan sesuai ketentuan.


⁠Kewajiban Karyawan yang
Resign 

Selain HRD, karyawan juga memiliki beberapa kewajiban setelah mengajukan resign.

Jadi, pastikan kamu memenuhi tanggung jawab ini untuk meninggalkan kesan profesional bagi karyawan yang bersangkutan. 

Berikut adalah beberapa kewajiban umum yang perlu diselesaikan oleh karyawan sebelum hari terakhir kerja: 

1. Menyelesaikan pekerjaan yang masih tersisa 

Pastikan seluruh pekerjaan dan proyek yang sedang berlangsung telah diselesaikan atau diserahkan kepada tim yang akan melanjutkan. Hal ini penting untuk menjaga operasional perusahaan tetap berjalan tanpa gangguan. 

2. Memberikan pelatihan kepada pengganti (jika memungkinkan) 

Jika perusahaan telah menunjuk penggantimu, luangkan waktu untuk memberi pendampingan kepada karyawan pengganti tersebut.

Berikan informasi mendetail mengenai tugas, prosedur, dan panduan kerja. Alhasil, karyawan baru atau rekan tim dapat mengambil alih pekerjaan dengan baik. 

3. Mengembalikan semua aset perusahaan 

Setelah mengajukan resign, jangan lupa juga untuk mengurus pengembalian aset perusahaan.

Beberapa contoh aset perusahaan yang umum dikembalikan karyawan setelah resign adalah laptop, kartu akses, atau dokumen penting.

Mengembalikan aset dengan tepat waktu dan dalam kondisi baik menunjukkan integritas dan profesionalisme. 

4. Menjaga kerahasiaan informasi perusahaan 

Karyawan yang resign tetap berkewajiban menjaga kerahasiaan informasi perusahaan. Hal ini termasuk data pelanggan, strategi bisnis, atau informasi sensitif lainnya.

Komitmen terhadap kerahasiaan akan melindungi reputasi dan kepercayaan perusahaan. 

5. Memberikan bantuan selama masa transisi 

Selama masa transisi, berikan bantuan yang diperlukan untuk memastikan pekerjaan berjalan dengan lancar. Ini dapat berupa pendampingan, penjelaskan prosedur tertentu, atau menjawab pertanyaan terkait pekerjaan yang akan diserahkan.

Dengan menyelesaikan kewajiban ini, karyawan dapat memastikan proses resign berjalan tanpa kendala. Lalu, memberikan kesan profesional yang positif.


⁠Proses Serah Terima Pekerjaan
 

Ilustrasi seorang karyawan sedang melakukan serah terima pekerjaan setelah mengajukan resign ke perusahaan. (Image by Freepik)

Selama masa transisi sebelum resign, karyawan memiliki tanggung jawab melakukan serah terima pekerjaan.

Proses ini penting untuk memastikan operasional perusahaan tetap berjalan lancar tanpa adanya gangguan yang disebabkan oleh pergantian staf. 

Lantas, apa saja yang harus kamu lakukan dalam proses serah terima pekerjaan? Berikut beberapa di antaranya:

Membuat laporan serah terima pekerjaan yang jelas 

Siapkan laporan serah terima yang lengkap dan terstruktur. Cakupan isinya bisa berupa rincian proyek atau tugas yang sedang berjalan, status pekerjaan, serta panduan penting. 

Jangan lupa cantumkan daftar kontak penting seperti anggota tim, klien, atau vendor. Mencantumkan daftar kontak yang relevan dapat memudahkan koordinasi ke depannya. 

Berkomunikasi dengan tim dan pengganti 

Setelah itu, jangan lupa juga memberi pemberitahuan kepada tim tentang jadwal resign dan rencana serah terima pekerjaan.

Pastikan pengganti atau tim yang akan mengambil alih pekerjaan kamu memahami tanggung jawab yang akan diteruskan. 

Komunikasi yang efektif selama transisi akan membantu tim beradaptasi dengan perubahan. 

Menyelesaikan tugas-tugas yang masih tertunda 

Terakhir, segera selesaikan tugas-tugas yang masih tertunda agar tidak ada pekerjaan terabaikan.

Selesaikan tugas yang paling mendesak terlebih dulu. Kalau memang ada tugas yang tidak sempat selesai, tuliskan apa saja tugas tersebut dan delegasikan kepada tim.


⁠Hak Karyawan yang
Resign 

Selain menyelesaikan serah terima, karyawan yang resign juga berhak atas berbagai hal terkait keuangan dan administrasi.

Selain gaji dan tunjangan, karyawan yang resign umumnya juga memiliki hak berikut ini: 

  • Uang pesangon yang biasanya diberikan sesuai kebijakan perusahaan atau ketentuan hukum yang berlaku.
  • Hak cuti tahunan yang belum diambil. Biasanya, sisa cuti yang belum dimanfaatkan, akan diganti dalam bentuk uang.
  • Referensi positif dari perusahaan. Karyawan yang meninggalkan perusahaan dengan baik biasanya dapat meminta surat rekomendasi atau referensi positif dari perusahaan. Surat ini sangat berguna untuk kelanjutan karier karyawan berikutnya.


Exit Interview: Mengapa Penting? 

Umumnya, karyawan akan menjalani exit interview sebagai bagian akhir dari proses administrasi resign.

Exit interview adalah wawancara formal antara perusahaan dan karyawan yang mengundurkan diri. 

Proses ini ditujukan untuk memahami alasan karyawan resign serta pengalaman mereka selama bekerja di perusaaan.

Informasi itu nantinya dapat digunakan untuk evaluasi internal dan pengembangan kebijakan di masa mendatang. 

Feedback dari karyawan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, baik terkait manajemen, budaya kerja, maupun lingkungan perusahaan secara keseluruhan. 

Bagi karyawan yang resign, exit interview menjadi kesempatan untuk menyampaikan saran dan kritik secara konstruktif.

Hal ini penting untuk menjaga hubungan profesional yang positif meski sudah tidak bekerja di perusahaan yang sama. 

Agar exit interview berjalan dengan baik, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan: 

  • Evaluasi pengalaman kerja. Sebelum wawancara, evaluasi kembali pengalaman kerja yang telah dilalui, mulai dari hal-hal positif, pencapaian, hingga tantangan yang dihadapi.
  • Utarakan kritik dengan cara yang membangun. Fokuslah pada solusi dan perbaikan yang bisa dilakukan perusahaan ke depannya.
  • Persiapkan alasan resign secara jelas dan bijaksana. Berikan penjelasan yang jujur namun profesional soal motivasi keputusanmu untuk mengundurkan diri.


⁠Prosedur Administrasi Akhir Karyawan Resign
 

Selain exit interview, kamu juga wajib mengikuti prosedur administrasi resign yang berlaku di perusahaan.

Dengan begitu, kamu dan perusahaan dapat berpisah secara profesional tanpa masalah administratif pada kemudian hari. Berikut beberapa hal yang wajib dilakukan: 

  • Karyawan mengembalikan aset perusahaan, seperti laptop dan kartu akses.
  • Penyelesaian dokumen dan kontrak kerja.
  • Perusahaan menonaktifkan akun email perusahaan milik karyawan.
  • Perusahaan memberikan surat pengalaman kerja dan referensi kepada karyawan.


⁠Pelanggaran dalam Proses
Resign: Apa yang Bisa Terjadi? 

Adanya prosedur resign dapat membantu karyawan dan perusahaan memahami hak dan kewajiban masing-masing.

Namun, jika salah satu pihak melanggar aturan, bisa timbul konsekuensi yang merugikan. Pelanggaran itu tidak terbatas dari kacamata karyawan yang akan resign, tetapi juga perusahaan sebagai pemberi kerja.

Berikut adalah beberapa pelanggaran umum yang perlu dihindari: 

  • Karyawan tidak memberikan notice period sesuai perjanjian. Jika karyawan tidak memberi pemberitahuan dalam waktu yang ditentukan, perusahaan dapat menuntut kompensasi atau meminta ganti rugi.
  • Karyawan mengambil data perusahaan atau informasi perusahaan tanpa izin saat resign. Ini adalah pelanggaran yang serius yang dapat berujung pada tuntutan hukum. Apalagi, jika data yang diambil berkaitan dengan kerahasiaan bisnis perusahaan.
  • Karyawan merusak aset atau tidak mengembalikan aset perusahaan, seperti perangkat kerja atau dokumen penting. Tindakan itu juga termasuk dalam pelanggaran yang dapat berujung sanksi. Jika melakukannya, reputasimu sebagai karyawan juga terancam. Di lain sisi, perusahaan berhak meminta penggantian atas kerugian yang timbul.
  • Perusahaan tidak memberikan gaji terakhir kepada karyawan yang resign sesuai dengan perhitungan. Jika tidak memberikannya, karyawan dapat mengajukan klaim atau bahkan menggugat perusahaan melalui jalur hukum.
  • Perusahaan tidak memenuhi hak-hak karyawan resign. Jika tidak memenuhi hak-hak karyawan, seperti membayar sisa cuti atau pesangon, perusahaan bisa menghadapi tuntutan hukum dari karyawan yang mengajukan resign.


⁠Kesimpulan
 

Bagi kamu yang sudah yakin untuk resign, sangat penting untuk mengikuti prosedur yang berlaku di perusahaan tempat kamu bekerja.

Beberapa prosedur umum karyawan resign adalah memberi surat pengunduran diri dengan keterangan notice period, menyelesaikan administrasi, membantu proses transisi dan serah terima pekerjaan, mengembalikan aset perusahaan, hingga menghadiri exit interview.

Cakupan administasi dalam kalimat di atas termasuk memastikan hak kamu sebagai karyawan, mulai dari gaji terakhir hingga surat referensi atau paklaring.

Namun, sebelum mengirim surat pengunduran diri, jangan lupa berdiskusi terlebih dulu kepada atasan dan HRD untuk menjaga hubungan baik dengan perusahaan. Ketika berdiskusi, pastikan kamu menyampaikan alasan resign dengan jelas ya!

Dengan mengikuti prosedur, kamu akan terhindar dari masalah hukum dan bisa menjaga reputasi baik di mata perusahaan.

Nah, selama masa transisi sebelum hari terakhir bekerja, jangan lupa juga mempersiapkan diri untuk menghadapi perjalanan kariermu selanjutnya.

Jika kamu belum mendapat pekerjaan pengganti, segera update CV dan mulai mencari lowongan kerja di situs atau aplikasi Jobstreet.

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK. 

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KarirKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


⁠Pertanyaan Seputar Proses Karyawan Resign
 

  1. Apakah saya berhak mendapatkan pesangon jika saya resign?
    Pada umumnya, pesangon hanya diberikan perusahaan kepada karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), bukan untuk karyawan yang inisiatif resign.

    ⁠Namun, berdasarkan Perppu Cipta Kerja, karyawan yang resign berhak mendapatkan uang penggantian hak (UPH) dan uang pisah yang jumlahnya diatur dalam perjanjian kerja.
  2. Berapa lama notice period yang harus saya berikan?
    ⁠Tiap perusahaan mungkin memiliki aturan notice period yang berbeda. Namun, pada umumnya, kamu perlu memberikan notice period minimal 1 bulan sebelum hari terakhir kerja.
  3. Bagaimana cara meminta surat referensi dari perusahaan?
    ⁠- Pilihlah orang yang tepat, misalnya atasan langsung atau rekan kerja senior.
    ⁠- Persiapkan informasi penting, seperti jabatan dan tanggung jawab, periode kerja, serta prestasi.
    ⁠- Sampaikan permintaan surat referensi dengan sopan.
    ⁠- Berikan waktu yang cukup kepada orang tersebut untuk menulis surat referensi.
  4. Apakah exit interview wajib dilakukan oleh setiap karyawan yang resign?
    Exit interview tidak selalu wajib dilakukan oleh karyawan yang resign. Hal ini biasanya tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan.
  5. Apa yang harus dilakukan jika perusahaan tidak menyelesaikan pembayaran saya?
    ⁠- Cek kembali perjanjian kerja, khususnya tentang pembayaran gaji, tunjangan, dan sanksi terlambat bayar.
    ⁠- Kumpulkan semua bukti terkait pembayaran yang belum kamu terima.
    ⁠- Tanyakan status pembayaran kepada pihak HRD atau atasan langsung. Catatlah semua percakapan tersebut.
    ⁠- Jika komunikasi awal belum berhasil, buatlah surat permohonan resmi untuk menyelesaikan pembayaran. Lampirkan bukti-bukti yang mendukung klaim.
    ⁠- Apabila tetap tidak ada respon, kirimkan laporan resmi kepada manajemen yang lebih tinggi.
    ⁠- Laporkan ke instansi terkait, seperti Dinas Ketenagakerjaan, jika upaya internal tidak berhasil.

More from this category: Merubah karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Jelajahi topik terkait

Pilih bidang minat untuk menelusuri karier terkait.

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Dengan memberikan informasi pribadi Anda, Anda menyetujui Pemberitahuan Pengumpulan dan Kebijakan Privasi. Jika Anda berusia di bawah 21 tahun, Anda memiliki izin dari orang tua agar Jobstreet dan afiliasinya memproses data pribadi Anda. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.