Mutasi Kerja: Definisi, Tujuan, Jenis, dan Syarat-syaratnya

Mutasi Kerja: Definisi, Tujuan, Jenis, dan Syarat-syaratnya
Jobstreet tim kontendiperbarui pada 25 March, 2025
Share

Ketika bekerja di perusahaan dengan banyak kantor cabang, kamu mungkin akan menemukan atau mengalami mutasi kerja. Apalagi, kalau kamu sudah lama bekerja di perusahaan tersebut.

Umumnya, proses mutasi berlaku dari atas ke bawah, yakni perusahaan menugaskan karyawan. Namun, kamu sebagai karyawan sebenarnya juga mengajukan mutasi ke perusahaan.

Terlepas dari hal itu, proses mutasi karyawan tidak boleh dilakukan sembarangan. Prosedurnya harus mematuhi kebijakan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 

Lantas, sebetulnya apa itu mutasi kerja dan seperti apa peraturannya? Kenapa beberapa perusahaan mengharuskan karyawannya untuk melakukan hal tersebut?

Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini. Yuk, kita pelajari bersama.


⁠Apa Itu Mutasi Kerja?
 

Secara garis besar, mutasi kerja adalah pemindahan karyawan dari satu posisi kerja ke posisi kerja lain. Berbeda dari promosi, mutasi kerja biasanya tidak mengubah level jabatan dan besaran upah seorang karyawan.

Namun, karyawan yang mendapatkan surat tugas mutasi akan mengalami perubahan tugas dan tanggung jawab karena dipekerjakan di lokasi atau posisi yang berbeda.

Biasanya, mutasi kerja lebih umum dilakukan oleh perusahaan dengan wilayah kerja di beberapa kota, seperti kantor pemerintahan, perbankan, multinasional company, dan ritel. 

Di Indonesia, pelaksanaan mutasi kerja telah diatur dalam peraturan dan perundang-undangan, yakni Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja)

Menurut peraturan tersebut, perusahaan wajib memenuhi beberapa syarat berikut apabila ingin memutasi karyawan: 

  • Penempatan harus berlandaskan asas keadilan, keterbukaan, objektif, kebebasan, setara, dan tidak ada diskriminasi.
  • Mutasi harus menempatkan karyawan pada jabatan yang sesuai minat, bakat, keahlian, dan kemampuan. Prosesnya juga harus mengutamakan hak asasi manusia, harkat, martabat, dan perlindungan hukum.
  • Memperhatikan kesempatan kerja yang merata serta menyediakan karyawan profesional sesuai dengan kebutuhan program nasional dan daerah. 

Di samping itu, perusahaan juga harus menyesuaikan syarat mutasi dengan kebijakan internal atau perjanjian kerja bersama. Kalau seluruh syarat telah terpenuhi, barulah proses mutasi karyawan bisa berjalan. 


⁠Proses Mutasi Kerja
 

Setiap perusahaan tentu memiliki prosedur mutasi kerja yang berbeda. Namun secara umum, berikut faktor-faktor yang memengaruhi keputusan mutasi kerja serta tahapan prosesnya: 

Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan mutasi kerja 

Faktor-faktor berikut umumnya menjadi pertimbangan dan alasan mutasi PNS atau pegawai negeri sipil. Meski begitu, berbagai faktor di bawah ini biasanya juga menjadi dasar pertimbangan mutasi di perusahaan swasta. Berikut adalah faktor-faktor permohonan mutasi yang dimaksud: 

  • Kompetensi karyawan
  • Prestasi kerja
  • Jenjang pangkat
  • Loyalitas
  • Hukuman disiplin 

Tahapan proses mutasi kerja 

Umumnya, proses permohonan mutasi kerja di berbagai perusahaan melibatkan beberapa tahapan. 

Berikut adalah tahapan umum dalam proses mutasi kerja: 

1. Identifikasi kebutuhan

Sebelum mengambil keputusan mutasi karyawan, perusahaan pasti mengidentifikasi kebutuhan kerja terlebih dulu.

Misalnya, untuk pengembangan karyawan, pengisian posisi kosong, atau kebutuhan operasional tertentu. Selanjutnya, perusahaan akan melakukan analisis jabatan yang tersedia dan kualifikasi yang dibutuhkan.

2. Perencanaan dan persetujuan

Selanjutnya, HR atau manajer departemen akan menyusun rencana mutasi. Perencanaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan bisnis dan karyawan yang cocok untuk posisi baru.

Setelah selesai, rencana mutasi akan diajukan kepada manajemen untuk persetujuan. Proses ini mungkin memerlukan persetujuan dari berbagai tingkat manajerial, tergantung pada kebijakan perusahaan.

3. Komunikasi dengan karyawan

Setelah mendapat persetujuan, perusahaan akan memberi tahu karyawan yang akan dimutasi. Pemeberitahuan itu mencakup alasan mutasi, posisi baru, dan tanggal efektif mutasi. Meskipun begitu, perusahaan biasanya akan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berdiskusi mengenai mutasi ini.

4. Pengaturan administratif

Proses selanjutnya adalah penyelesaian dokumentasi administratif yang diperlukan. Dalam proses ini, karyawan yang dimutasi menerima surat keputusan mutasi.

Jika diperlukan, pembaruan kontrak kerja dan pembaruan data personalia juga bisa dilakukan. Adapun jika mutasi melibatkan perpindahan geografis, proses administratif juga melibatkan urusan logistik, termasuk soal transportasi, akomodasi sementara, dan fasilitas lainnya.

5. Orientasi dan penyesuaian

Setelah proses administratif selesai, karyawan yang dimutasi biasanya akan mendapatkan orientasi mengenai posisi baru. Biasanya, ini termasuk tugas dan tanggung jawab, struktur tim, dan budaya kerja di tempat baru.

Karyawan diberi waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru. Perusahaan juga akan menyediakan dukungan yang diperlukan selama masa transisi.

6. Evaluasi

Dalam tahap ini, HR dan manajer baru memantau kinerja dan penyesuaian karyawan dalam posisi barunya.

Tujuannya untuk memastikan proses mutasi berjalan lancar. Setelah beberapa waktu, perusahaan melakukan evaluasi. Karyawan akan dinilai terkait keberhasilan dan tingkat pencapaian tujuan mutasi.

Dalam prosesnya, karyawan yang dimutasi juga memberikan feedback mengenai proses dan pengalaman selama mutasi. 


⁠Jenis-jenis Mutasi Kerja
 

Ilustrasi mutasi kerja di perusahaan swasta. (Image by Freepik)

Dalam praktiknya, tujuan mutasi karyawan tidak selamanya untuk pindah ke penempatan kantor cabang. Ada juga, kok, mutasi kerja antar-divisi. 

Itulah kenapa terdapat beberapa jenis mutasi kerja. Berikut beberapa di antaranya:

Mutasi horizontal 

Mutasi horizontal adalah pemindahan jabatan, posisi, atau tempat kerja dalam level yang sama. Jenis mutasi ini bisa terjadi secara produksi atau shift

Dalam mutasi produksi, karyawan akan pindah ke divisi lain untuk mengisi posisi yang kosong. Sementara itu, mutasi shift membuat karyawan mendapat tugas pada jam kerja yang berbeda. 

Mutasi vertikal 

Tujuan mutasi karyawan secara vertikal adalah memindahkan karyawan yang dimutasi ke jabatan, posisi, atau pekerjaan yang levelnya lebih tinggi atau rendah dari sebelumnya.  

Kalau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi, artinya kamu mendapatkan promosi. Tapi kalau yang terjadi adalah sebaliknya, hal tersebut dinamakan demosi

Mutasi fungsional 

Mutasi fungsional disebut juga sebagai mutasi multifungsi. Biasanya, perusahaan melakukan mutasi jenis ini untuk meningkatkan fleksibilitas dan kapasitas karyawan.

Caranya dengan memindahkan karyawan dari satu departemen ke departemen lainnya.


⁠Manfaat Mutasi Kerja bagi Perusahaan
 

Saat mengambil keputusan mutasi untuk karyawan, perusahaan pasti memiliki alasan. Dalam praktiknya, perusahaan mendapatkan sederet manfaat dengan melakukan mutasi karyawannya. Berikut beberapa manfaatnya: 

Diversifikasi karyawan 

Mutasi pekerjaan adalah kegiatan memindahkan tenaga kerja, baik secara vertikal maupun horizontal. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk diversifikasi karyawan.  

Dengan begini, perusahaan bisa mengidentifikasi tingkat kompetensi tenaga kerja di berbagai posisi kerja. Nantinya, dapat diketahui posisi atau bidang kerja yang paling cocok dengan karyawan tersebut. 

Pembaruan ide dan perspektif 

Setiap karyawan pasti memiliki ide dan perspektif yang berbeda dalam memandang berbagai isu. Dengan diversifikasi karyawan melalui mutasi, perusahaan pun bisa mendapatkan ide dan perspektif baru.  

Manfaat ini membuat perusahaan bisa merasakan manfaat dalam mengembangkan produk dan layanan secara lebih fresh serta inovatif. 

Peningkatan kinerja organisasi 

Ketika karyawan bekerja pada posisi yang cocok, kinerja perusahaan akan meningkat secara keseluruhan. Apalagi, jika ditambah dengan adanya pembaruan ide.

Produktivitas dan efisiensi kerja pun menjadi semakin baik. Pada akhirnya, ini akan berdampak positif pula terhadap kualitas produk dan layanan. Hasilnya, perusahaan punya peluang lebih besar untuk meningkatkan penjualan.  


⁠Manfaat Mutasi Kerja bagi Pekerja
 

Mutasi pekerjaan adalah kegiatan yang juga memberi manfaat bagi pekerja. Jika kamu karyawan yang dimutasi, berikut beberapa manfaat yang akan kamu dapatkan: 

Pengembangan keterampilan 

Saat dimutasi, kamu akan pindah ke posisi kerja, level, atau lokasi yang berbeda. Dengan tempat dan rekan kerja baru, skill adaptasi kamu pun jadi terasah.  

Di sisi lain, kamu juga punya kesempatan untuk belajar banyak hal baru sesuai kebutuhan mutasi kerja. Hal ini pun dapat mengembangkan keterampilan dirimu. 

Peningkatan pengalaman 

Selain mendapat wawasan baru, mutasi karyawan juga memberimu kesempatan untuk melakukan praktik kerja yang berbeda dari posisi sebelumnya.  

Alhasil, kamu bisa meningkatkan pengalaman kerja di bidang yang mungkin belum pernah kamu coba. Semakin banyak pengalaman, akan semakin terampil pula kamu di dunia kerja. 

Peluang karier yang lebih luas 

Berbekal keterampilan dan pengalaman yang berkembang, kamu bisa mengeksplor peluang karier di berbagai bidang. Kamu juga berkesempatan menjalin networking dengan orang-orang baru. Dengan begitu, pintu untuk mengembangkan karier akan semakin terbuka lebar. 

Dengan kata lain, mutasi kerja bisa membuka peluang karier yang lebih luas. 


⁠Tantangan dalam Proses Mutasi Kerja
 

Terlepas dari apa pun jenisnya, mutasi kerja pasti didasari oleh tujuan positif. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa mutasi kerja memiliki tantangan tersendiri. 

Berikut beberapa di antaranya: 

Adaptasi dengan lingkungan baru 

Meskipun berada dalam perusahaan yang sama, mutasi kerja tetap menempatkanmu di lingkungan baru, entah itu pindah departemen, tim, atau lokasi kerja. Mau tidak mau, kamu harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.  

Proses adaptasi inilah yang dapat menjadi tantangan tersendiri. Kamu harus mempelajari banyak hal dan membangun hubungan dari awal dengan rekan kerja yang baru. 

Perubahan peran dan tanggung jawab 

Salah satu bagian dalam proses adaptasi mencakup perubahan peran dan tanggung jawab. Bahkan jika level jabatanmu masih sama, tapi mendapat tugas mutasi ke departemen berbeda, peran dan tanggung jawabmu tetap bisa berubah. 

Dengan demikian, kamu harus dapat menguasai peran dan tanggung jawab tersebut dengan baik dalam waktu yang mungkin singkat. 

Kebutuhan pelatihan tambahan 

Wajar kalau kamu merasa bingung dengan berbagai hal baru setelah mutasi kerja. Apalagi, kalau kamu mendapat tugas atau tanggung jawab baru yang membutuhkan pelatihan tambahan.

Jika kamu menghadapi tantangan ini, cobalah berdiskusi dengan badan kepegawaian atau atasan. Tujuannya agar kamu bisa mendapatkan pelatihan kerja yang dibutuhkan. 

Di samping itu, kamu juga tetap perlu proaktif mempersiapkan diri untuk menghadapi mutasi kerja. 


⁠Strategi Menghadapi Mutasi Kerja
 

Ilustrasi seorang karyawan swasta yang akan menjalankan tugas baru setelah mutasi kerja. (Image by pressfoto on Freepik)

Setiap pegawai biasanya memiliki coping mechanism tersendiri dalam menghadapi mutasi kerja. Namun, kalau kamu bingung harus melakukan apa, berikut beberapa strategi yang dapat kamu terapkan untuk menghadapi mutasi kerja: 

Berkomunikasi dengan manajemen 

Komunikasikan keputusan mutasi kerja dengan pihak manajemen atau atasan. Kamu berhak untuk menanyakan alasan di balik keputusan tersebut.  

Manfaatkan sesi diskusi ini untuk menyampaikan keresahan atau hal-hal lain yang jadi concern-mu. Pastikan kamu mendapatkan jawabannya sejelas mungkin. Dengan begitu, kamu bisa menjalani peran baru dengan hati dan pikiran yang lapang. 

Persiapkan diri secara mental dan emosional 

Persiapkan dirimu sebaik mungkin untuk bekerja di posisi yang baru. Carilah informasi tentang posisi kerja yang akan kamu jalani. Kamu bisa menanyakan hal ini kepada atasan atau rekan kerja yang lebih senior.  

Dengan bekal informasi yang jelas, kamu jadi tahu persiapan apa saja yang harus dilakukan. Jadi, ketika nanti sudah resmi mutasi kerja, kamu tidak akan terlalu kaget. 

Lakukan penyesuaian secara proaktif 

Saat bekerja di posisi dan lingkungan yang baru, wajar kalau kamu butuh waktu untuk adaptasi. Namun, usahakan untuk tetap proaktif melakukan penyesuaian.  

Misalnya, jika ada brief kerja yang kurang jelas, tanyakan kepada rekan kerja daripada hanya berasumsi sendiri. Lalu, sesekali ikutlah makan siang bersama rekan kerja baru untuk mempererat hubungan. 


⁠Mitos tentang Mutasi Karyawan yang Perlu Kamu Ketahui
 

Mutasi kerja bukanlah sesuatu yang perlu kamu takuti. Banyak, kok, contoh mutasi karyawan yang justru semakin sukses setelah mutasi kerja. Jadi, sebaiknya jangan percaya dengan beberapa mitos tentang mutasi kerja berikut ini: 

  • Mutasi kerja selalu berdampak negatif 
    Mitos satu ini sama sekali tidak benar. Sebaliknya, mutasi kerja justru bertujuan positif. Salah satu maanfat mutasi kerja bagi karyawan adalah membuka kesempatan untuk mengembangkan karier dan meningkatkan skill. Bagi perusahaan, ini meningkatkan kualitas kerja perusahaan.
  • Mutasi kerja adalah tanda tidak kompeten 
    Perusahaan memang bisa memutasi karyawan sebagai bentuk sanksi. Biasanya, keputusan ini diambil apabila karyawan melanggar peraturan perusahaan atau ketika kinerja pegawai terus menurun. Namun, sebelum pemindahan karyawan, biasanya perusahaan akan memberikan pengertian, teguran atau surat peringatan terlebih dulu.
  • Mutasi kerja selalu menghasilkan kenaikan gaji 
    Kenaikan gaji saat mutasi kerja bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Umumnya, kamu akan mendapat kenaikan gaji apabila melakukan mutasi vertikal ke jabatan yang lebih tinggi.


⁠⁠Kesimpulan
 

Mutasi kerja adalah pemindahan karyawan dari satu posisi kerja ke posisi kerja lain. Biasanya, tanggung jawab, upah, dan level jabatan karyawan yang mendapatkan surat tugas mutasi yang relatif sama dengan posisi sebelumnya.

Hal berbeda jika karyawan mengalami promosi vertikal ke posisi yang lebih tinggi. Umumnya, mutasi vertikal membuat karyawan mendapat kenaikan gaji dan tunjangan karena ada peningkatkan tugas, tanggung jawab, dan level jabatan.

Dalam prosesnya, mutasi karyawan harus mempertimbangkan faktor kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat, loyalitas, serta hukuman disiplin, agar tepat sasaran.

Bagi karyawan, mutasi kerja bisa jadi kesempatan besar untuk mengembangkan skill dan pengetahuan kerja di lingkungan baru. Kamu juga bisa memperluas networking melalui mutasi kerja.

Jadi, pastikan kamu menggunakan kesempatan dengan baik jika mendapat mutasi, ya!

Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.

Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KarirKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!

Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.

Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!


⁠Pertanyaan Seputar Mutasi Kerja
 

  1. Apa itu mutasi kerja?
    ⁠Mutasi kerja adalah proses pemindahan karyawan ke posisi atau lokasi kerja baru dengan tujuan memenuhi kebutuhan organisasi, pengembangan karyawan, atau untuk mengisi kekosongan posisi.
  2. Bagaimana proses mutasi kerja biasanya dilakukan di perusahaan?
    ⁠- Berkomunikasi dengan karyawan yang bersangkutan tentang rencana mutasi.
    ⁠- Merencanakan proses mutasi karyawan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor dan tujuan.
    ⁠- Mengatur waktu yang tepat untuk mutasi kerja.
    ⁠- Memberikan dukungan sesuai kepada karyawan.
    ⁠- Melakukan follow up untuk menilai kinerja karyawan yang dimutasi.
  3. Bagaimana cara menghadapi tantangan dalam proses mutasi kerja?
    ⁠- Berkomunikasi dengan manajemen dan atasan terkait proses mutasi serta hambatan yang mungkin akan ditemui.
    ⁠- Cari informasi sebanyak mungkin tentang posisi kerja baru.
    ⁠- Proaktif melakukan penyesuaian.
    ⁠- Persiapkan diri secara mental dan emosional.
  4. Apakah mutasi kerja selalu memberikan dampak positif?
    ⁠Idealnya, mutasi kerja berdampak positif bagi karyawan maupun perusahaan. Beberapa manfaat mutasi kerja untuk karyawan adalah kesempatan untuk mengembangkan skill dan pengetahuan, hingga memperluas networking.

More from this category: Eksplorasi Karir

Telusuri istilah pencarian teratas

Tahukah Anda bahwa banyak kandidat yang menyiapkan resume dan meneliti suatu industri dengan menjelajahi istilah pencarian teratas?

Berlangganan Panduan Karir

Dapatkan saran karier dari ahli yang dikirimkan ke kotak masuk Anda.
Dengan memberikan informasi pribadi Anda, Anda menyetujui Pemberitahuan Pengumpulan dan Kebijakan Privasi. Jika Anda berusia di bawah 21 tahun, Anda memiliki izin dari orang tua agar Jobstreet dan afiliasinya memproses data pribadi Anda. Anda dapat berhenti berlangganan kapan saja.