Ketika bekerja di perusahaan dengan banyak kantor cabang, kamu mungkin akan menemukan atau mengalami mutasi kerja. Apalagi, kalau kamu sudah lama bekerja di perusahaan tersebut.
Umumnya, proses mutasi berlaku dari atas ke bawah, yakni perusahaan menugaskan karyawan. Namun, kamu sebagai karyawan sebenarnya juga mengajukan mutasi ke perusahaan.
Terlepas dari hal itu, proses mutasi karyawan tidak boleh dilakukan sembarangan. Prosedurnya harus mematuhi kebijakan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Lantas, sebetulnya apa itu mutasi kerja dan seperti apa peraturannya? Kenapa beberapa perusahaan mengharuskan karyawannya untuk melakukan hal tersebut?
Semua pertanyaan itu akan terjawab dalam artikel ini. Yuk, kita pelajari bersama.
Secara garis besar, mutasi kerja adalah pemindahan karyawan dari satu posisi kerja ke posisi kerja lain. Berbeda dari promosi, mutasi kerja biasanya tidak mengubah level jabatan dan besaran upah seorang karyawan.
Namun, karyawan yang mendapatkan surat tugas mutasi akan mengalami perubahan tugas dan tanggung jawab karena dipekerjakan di lokasi atau posisi yang berbeda.
Biasanya, mutasi kerja lebih umum dilakukan oleh perusahaan dengan wilayah kerja di beberapa kota, seperti kantor pemerintahan, perbankan, multinasional company, dan ritel.
Di Indonesia, pelaksanaan mutasi kerja telah diatur dalam peraturan dan perundang-undangan, yakni Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan) dan Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja).
Menurut peraturan tersebut, perusahaan wajib memenuhi beberapa syarat berikut apabila ingin memutasi karyawan:
Di samping itu, perusahaan juga harus menyesuaikan syarat mutasi dengan kebijakan internal atau perjanjian kerja bersama. Kalau seluruh syarat telah terpenuhi, barulah proses mutasi karyawan bisa berjalan.
Setiap perusahaan tentu memiliki prosedur mutasi kerja yang berbeda. Namun secara umum, berikut faktor-faktor yang memengaruhi keputusan mutasi kerja serta tahapan prosesnya:
Faktor-faktor berikut umumnya menjadi pertimbangan dan alasan mutasi PNS atau pegawai negeri sipil. Meski begitu, berbagai faktor di bawah ini biasanya juga menjadi dasar pertimbangan mutasi di perusahaan swasta. Berikut adalah faktor-faktor permohonan mutasi yang dimaksud:
Umumnya, proses permohonan mutasi kerja di berbagai perusahaan melibatkan beberapa tahapan.
Berikut adalah tahapan umum dalam proses mutasi kerja:
Sebelum mengambil keputusan mutasi karyawan, perusahaan pasti mengidentifikasi kebutuhan kerja terlebih dulu.
Misalnya, untuk pengembangan karyawan, pengisian posisi kosong, atau kebutuhan operasional tertentu. Selanjutnya, perusahaan akan melakukan analisis jabatan yang tersedia dan kualifikasi yang dibutuhkan.
Selanjutnya, HR atau manajer departemen akan menyusun rencana mutasi. Perencanaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan bisnis dan karyawan yang cocok untuk posisi baru.
Setelah selesai, rencana mutasi akan diajukan kepada manajemen untuk persetujuan. Proses ini mungkin memerlukan persetujuan dari berbagai tingkat manajerial, tergantung pada kebijakan perusahaan.
Setelah mendapat persetujuan, perusahaan akan memberi tahu karyawan yang akan dimutasi. Pemeberitahuan itu mencakup alasan mutasi, posisi baru, dan tanggal efektif mutasi. Meskipun begitu, perusahaan biasanya akan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berdiskusi mengenai mutasi ini.
Proses selanjutnya adalah penyelesaian dokumentasi administratif yang diperlukan. Dalam proses ini, karyawan yang dimutasi menerima surat keputusan mutasi.
Jika diperlukan, pembaruan kontrak kerja dan pembaruan data personalia juga bisa dilakukan. Adapun jika mutasi melibatkan perpindahan geografis, proses administratif juga melibatkan urusan logistik, termasuk soal transportasi, akomodasi sementara, dan fasilitas lainnya.
Setelah proses administratif selesai, karyawan yang dimutasi biasanya akan mendapatkan orientasi mengenai posisi baru. Biasanya, ini termasuk tugas dan tanggung jawab, struktur tim, dan budaya kerja di tempat baru.
Karyawan diberi waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru. Perusahaan juga akan menyediakan dukungan yang diperlukan selama masa transisi.
Dalam tahap ini, HR dan manajer baru memantau kinerja dan penyesuaian karyawan dalam posisi barunya.
Tujuannya untuk memastikan proses mutasi berjalan lancar. Setelah beberapa waktu, perusahaan melakukan evaluasi. Karyawan akan dinilai terkait keberhasilan dan tingkat pencapaian tujuan mutasi.
Dalam prosesnya, karyawan yang dimutasi juga memberikan feedback mengenai proses dan pengalaman selama mutasi.
Dalam praktiknya, tujuan mutasi karyawan tidak selamanya untuk pindah ke penempatan kantor cabang. Ada juga, kok, mutasi kerja antar-divisi.
Itulah kenapa terdapat beberapa jenis mutasi kerja. Berikut beberapa di antaranya:
Mutasi horizontal adalah pemindahan jabatan, posisi, atau tempat kerja dalam level yang sama. Jenis mutasi ini bisa terjadi secara produksi atau shift.
Dalam mutasi produksi, karyawan akan pindah ke divisi lain untuk mengisi posisi yang kosong. Sementara itu, mutasi shift membuat karyawan mendapat tugas pada jam kerja yang berbeda.
Tujuan mutasi karyawan secara vertikal adalah memindahkan karyawan yang dimutasi ke jabatan, posisi, atau pekerjaan yang levelnya lebih tinggi atau rendah dari sebelumnya.
Kalau mutasi ke jabatan yang lebih tinggi, artinya kamu mendapatkan promosi. Tapi kalau yang terjadi adalah sebaliknya, hal tersebut dinamakan demosi.
Mutasi fungsional disebut juga sebagai mutasi multifungsi. Biasanya, perusahaan melakukan mutasi jenis ini untuk meningkatkan fleksibilitas dan kapasitas karyawan.
Caranya dengan memindahkan karyawan dari satu departemen ke departemen lainnya.
Saat mengambil keputusan mutasi untuk karyawan, perusahaan pasti memiliki alasan. Dalam praktiknya, perusahaan mendapatkan sederet manfaat dengan melakukan mutasi karyawannya. Berikut beberapa manfaatnya:
Mutasi pekerjaan adalah kegiatan memindahkan tenaga kerja, baik secara vertikal maupun horizontal. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk diversifikasi karyawan.
Dengan begini, perusahaan bisa mengidentifikasi tingkat kompetensi tenaga kerja di berbagai posisi kerja. Nantinya, dapat diketahui posisi atau bidang kerja yang paling cocok dengan karyawan tersebut.
Setiap karyawan pasti memiliki ide dan perspektif yang berbeda dalam memandang berbagai isu. Dengan diversifikasi karyawan melalui mutasi, perusahaan pun bisa mendapatkan ide dan perspektif baru.
Manfaat ini membuat perusahaan bisa merasakan manfaat dalam mengembangkan produk dan layanan secara lebih fresh serta inovatif.
Ketika karyawan bekerja pada posisi yang cocok, kinerja perusahaan akan meningkat secara keseluruhan. Apalagi, jika ditambah dengan adanya pembaruan ide.
Produktivitas dan efisiensi kerja pun menjadi semakin baik. Pada akhirnya, ini akan berdampak positif pula terhadap kualitas produk dan layanan. Hasilnya, perusahaan punya peluang lebih besar untuk meningkatkan penjualan.
Mutasi pekerjaan adalah kegiatan yang juga memberi manfaat bagi pekerja. Jika kamu karyawan yang dimutasi, berikut beberapa manfaat yang akan kamu dapatkan:
Saat dimutasi, kamu akan pindah ke posisi kerja, level, atau lokasi yang berbeda. Dengan tempat dan rekan kerja baru, skill adaptasi kamu pun jadi terasah.
Di sisi lain, kamu juga punya kesempatan untuk belajar banyak hal baru sesuai kebutuhan mutasi kerja. Hal ini pun dapat mengembangkan keterampilan dirimu.
Selain mendapat wawasan baru, mutasi karyawan juga memberimu kesempatan untuk melakukan praktik kerja yang berbeda dari posisi sebelumnya.
Alhasil, kamu bisa meningkatkan pengalaman kerja di bidang yang mungkin belum pernah kamu coba. Semakin banyak pengalaman, akan semakin terampil pula kamu di dunia kerja.
Berbekal keterampilan dan pengalaman yang berkembang, kamu bisa mengeksplor peluang karier di berbagai bidang. Kamu juga berkesempatan menjalin networking dengan orang-orang baru. Dengan begitu, pintu untuk mengembangkan karier akan semakin terbuka lebar.
Dengan kata lain, mutasi kerja bisa membuka peluang karier yang lebih luas.
Terlepas dari apa pun jenisnya, mutasi kerja pasti didasari oleh tujuan positif. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa mutasi kerja memiliki tantangan tersendiri.
Berikut beberapa di antaranya:
Meskipun berada dalam perusahaan yang sama, mutasi kerja tetap menempatkanmu di lingkungan baru, entah itu pindah departemen, tim, atau lokasi kerja. Mau tidak mau, kamu harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru tersebut.
Proses adaptasi inilah yang dapat menjadi tantangan tersendiri. Kamu harus mempelajari banyak hal dan membangun hubungan dari awal dengan rekan kerja yang baru.
Salah satu bagian dalam proses adaptasi mencakup perubahan peran dan tanggung jawab. Bahkan jika level jabatanmu masih sama, tapi mendapat tugas mutasi ke departemen berbeda, peran dan tanggung jawabmu tetap bisa berubah.
Dengan demikian, kamu harus dapat menguasai peran dan tanggung jawab tersebut dengan baik dalam waktu yang mungkin singkat.
Wajar kalau kamu merasa bingung dengan berbagai hal baru setelah mutasi kerja. Apalagi, kalau kamu mendapat tugas atau tanggung jawab baru yang membutuhkan pelatihan tambahan.
Jika kamu menghadapi tantangan ini, cobalah berdiskusi dengan badan kepegawaian atau atasan. Tujuannya agar kamu bisa mendapatkan pelatihan kerja yang dibutuhkan.
Di samping itu, kamu juga tetap perlu proaktif mempersiapkan diri untuk menghadapi mutasi kerja.
Setiap pegawai biasanya memiliki coping mechanism tersendiri dalam menghadapi mutasi kerja. Namun, kalau kamu bingung harus melakukan apa, berikut beberapa strategi yang dapat kamu terapkan untuk menghadapi mutasi kerja:
Komunikasikan keputusan mutasi kerja dengan pihak manajemen atau atasan. Kamu berhak untuk menanyakan alasan di balik keputusan tersebut.
Manfaatkan sesi diskusi ini untuk menyampaikan keresahan atau hal-hal lain yang jadi concern-mu. Pastikan kamu mendapatkan jawabannya sejelas mungkin. Dengan begitu, kamu bisa menjalani peran baru dengan hati dan pikiran yang lapang.
Persiapkan dirimu sebaik mungkin untuk bekerja di posisi yang baru. Carilah informasi tentang posisi kerja yang akan kamu jalani. Kamu bisa menanyakan hal ini kepada atasan atau rekan kerja yang lebih senior.
Dengan bekal informasi yang jelas, kamu jadi tahu persiapan apa saja yang harus dilakukan. Jadi, ketika nanti sudah resmi mutasi kerja, kamu tidak akan terlalu kaget.
Saat bekerja di posisi dan lingkungan yang baru, wajar kalau kamu butuh waktu untuk adaptasi. Namun, usahakan untuk tetap proaktif melakukan penyesuaian.
Misalnya, jika ada brief kerja yang kurang jelas, tanyakan kepada rekan kerja daripada hanya berasumsi sendiri. Lalu, sesekali ikutlah makan siang bersama rekan kerja baru untuk mempererat hubungan.
Mutasi kerja bukanlah sesuatu yang perlu kamu takuti. Banyak, kok, contoh mutasi karyawan yang justru semakin sukses setelah mutasi kerja. Jadi, sebaiknya jangan percaya dengan beberapa mitos tentang mutasi kerja berikut ini:
Mutasi kerja adalah pemindahan karyawan dari satu posisi kerja ke posisi kerja lain. Biasanya, tanggung jawab, upah, dan level jabatan karyawan yang mendapatkan surat tugas mutasi yang relatif sama dengan posisi sebelumnya.
Hal berbeda jika karyawan mengalami promosi vertikal ke posisi yang lebih tinggi. Umumnya, mutasi vertikal membuat karyawan mendapat kenaikan gaji dan tunjangan karena ada peningkatkan tugas, tanggung jawab, dan level jabatan.
Dalam prosesnya, mutasi karyawan harus mempertimbangkan faktor kompetensi, prestasi kerja, jenjang pangkat, loyalitas, serta hukuman disiplin, agar tepat sasaran.
Bagi karyawan, mutasi kerja bisa jadi kesempatan besar untuk mengembangkan skill dan pengetahuan kerja di lingkungan baru. Kamu juga bisa memperluas networking melalui mutasi kerja.
Jadi, pastikan kamu menggunakan kesempatan dengan baik jika mendapat mutasi, ya!
Yuk, persiapkan diri kamu untuk menggapai pekerjaan impian dengan membaca berbagai informasi dan Tips Karier di situs Jobstreet by SEEK.
Kamu juga bisa mengakses ribuan konten pembelajaran gratis dari banyak pakar industri di KarirKu dalam aplikasi Jobstreet. Butuh teman diskusi soal karier untuk memperluas networking? Gabung Komunitas Jobstreet, sekarang!
Setelah itu, jangan lupa perbarui profil Jobstreet kamu dan temukan lowongan kerja yang tepat.
Download aplikasi Jobstreet by SEEK di Play Store atau App Store dan nikmati kemudahan untuk mengakses informasi terbaru seputar dunia kerja hanya dalam satu genggaman saja! Semoga berhasil!